- Idris diutus untuk Bani Qabil[2] di Babul, Iraq dan Memphis.
- Nuh diutus untuk Bani Rasib di wilayah Selatan Iraq.
- Hud diutus untuk ʿĀd yang tinggal di Al-Ahqaf, Yaman.
- Shaleh diutus untuk kaum Tsamūd di Semenanjung Arab.
- Ibrahim diutus untuk Bangsa Kaldeā di Kaldaniyyun Ur, Iraq.
- Luth diutus untuk negeri Sadūm dan Amūrah di Syam, Palestina.
- Isma’il diutus untuk untuk Qabilah Yaman, Mekkah.
- Ishaq diutus untuk Kanʻān di wilayah Al-Khalil, Palestina.
- Yaqub diutus untuk Kanʻān di Syam.
- Yusuf diutus untuk Hyksos dan Kanʻān di Mesir.
- Ayyub diutus untuk Bani Israel dan Bangsa Amoria (Aramin) di Horan, Syria.
- Syu’aib diutus untuk Kaum Rass, negeri Madyan dan Aykah.
- Musa dan Harun diutus untuk Bangsa Mesir Kuno dan Bani Israel di Mesir.
- Zulkifli diutus untuk Bangsa Amoria di Damaskus.
- Yunus diutus untuk bangsa Assyria di Ninawa, Iraq.
- Ilyas diutus untuk Funisia dan Bani Israel, di Ba’labak Syam.
- Ilyasa diutus untuk Bani Israel dan kaum Amoria di Panyas, Syam.
- Daud diutus untuk Bani Israel di Palestina.
- Sulaiman diutus untuk Bani Israel di Palestina.
- Zakaria diutus untuk Bani Israil di Palestina.
- Yahya diutus untuk Bani Israil di Palestina.
- Isa diutus untuk Bani Israil di Palestina.
- Muhammad seorang nabi & rasul terakhir yang diutus di Jazirah Arab untuk seluruh umat manusia dan jin.[note 2][note 3]
- Jenjang kerasulan lebih tinggi daripada jenjang kenabian.[note 4]
- Rasul diutus kepada kaum yang kafir, sedangkan nabi diutus kepada kaum yang telah beriman.[note 5]
- Syari’at para rasul berbeda antara satu dengan yang lainnya, atau dengan kata lain bahwa para rasul diutus dengan membawa syari’at baru.[note 6]
- Rasul pertama adalah Nuh, sedangkan nabi yang pertama adalah Adam.[note 7]
- Seluruh rasul yang diutus, Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya. Adapun nabi, ada di antara mereka yang berhasil dibunuh oleh kaumnya.[note 8]
- Dipilih dan diangkat oleh Allah.
- Mendapat mandat (wahyu) dari Allah.
- Bersifat cerdas.
- Dari umat Bani Adam (Manusia).
- Nabi dan Rasul adalah seorang pria.
(a) Hadits muttawatir yang diriwayatkan Imam Ahmad bin Hambal dari Anas bin Malik, ia berkata:
“Sesungguhnya perumpamaan diriku dengan nabi-nabi sebelumku adalah sama dengan seseorang yang membuat sebuah rusmah; diperindah dan diperbagusnya (serta diselesaikan segala sesuatunya) kecuali tempat (yang disiapkan ) untuk sebuah batu bata di sudut rumah itu. Orang-orang yang mengelilingi rumah itu mengaguminya, tetapi bertanya: “mengapa engkau belum memasang batu bata itu ?’ Nabipun berkata ‘Sayalah batu batu (terakhir) -sebagai penyempurna- itu, dan sayalah penutup para nabi”
“Apakah kalian beriman kepada sebagaian Al-Kitab (taurat) dan mengingkari sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikan diantaramu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan di hari kiamat mereka akan dicampakkan kedalam siksa yang amat berat. Allah tidaklah lengah terhadap apa yang kalian perbuat” (QS. Al-Baqarah 85).
Allah mengutus nabi dan juga rasul yang berbeda-beda untuk masing-masing umat pada suatu masa. Tetapi Allah mengutus Nabi Muhammad sebagai penutup nabi dan juga rasul dan sebagai nabi dari seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Nabi dan juga rasul adalah orang yang mendapatkan wahyu dan petunjuk dari Allah. Perbedaan antara nabi dan juga rasul ini ada di dalam kewajiban nabi dan juga rasul untuk menyampaikan wahyu tersebut kepada umatnya.
Nabi mendapatkan wahyu, tetapi tidak diwajibkan menyampaikan wahyu tersebut. Sedangkan rasul wajib menyampaikan wahyu yang dia terima kepada umatnya.
Nabi atau pun rasul adalah laki-laki pilihan Alloh SWT. Alloh SWT telah memiliki semua lelaki tersebut sebagai utusanNya di muka bumi ini. Alloh menugaskan kepada nabi dan juga rasul untuk mengajarkan kepada seluruh manusia tentang ajaran yang sebenarnya.
*Sifat Wajib Nabi dan Rasul*
Nabi dan juga rasul mempunyai beberapa sifat yang wajib dimiliki. Tentu saja sifat ini merupakan sifat yang mendukung kenabian dan kerasulan mereka. Sifat wajib ini adalah sifat yang memang ada di dalam diri seorang nabi atau pun rasul. Sifat yang wajib dimiliki oleh nabi dan juga rasul antara lain:
*1. Sid**d**iq***
Sidiq berarti benar. Ini berarti setiap nabi dan juga rasul selalu mengeluarkan kata-kata dan perbuatan yang benar. Benar di sini adalah benar yang dilihat dari sisi agama Allah bukan dari sisi pemahaman manusia.
Hal tentang kebenaran ini adalah berhubungan dengan apa yang dibawa oleh para nabi dan juga rasul tersebut. Memang sebagai utusan dari Alloh SWT tentunya hal ini adalah sebuah kebenaran.
Sebagai utusan dari Alloh SWT, nabi dan juga rasul membawa ajaran untuk disampaikan kepada seluruh manusia. Dan tentunya ajaran ini adalah benar adanya karena berasal dari satu-satu Zat Yang Maha Benar.
Inti ajaran yang dibawa oleh semua nabi dan semua rasul adalah sama. Semuanya mengajarkan tentang ketauhidan kepada Alloh SWT. Mereka mengajarkan bahwa Alloh-lah Tuhan yang memang layak untuk disembah.
Begitulah ajaran yang benar yang selalu dibawa oleh seluruh nabi dari nabi pertama hingga nabi terakhir yang ada di bumi ini.
Segala perbuatan yang dilakukan oleh nabi dan juga rasul adalah berdasarkan akan wahyu. Walau pun memang terkadang ada beberapa tindakan mereka yang memang berdasarkan naluri mereka sebagai seorang manusia.
*2. Amanah*
Amanah berarti dapat dipercaya. Seorang nabi dan juga rasul pastilah mempunyai sifat amanah ini. Amanah dalam menepati janji, amanah dalam menjaga kepercayaan, dan amanah dalam hal-hal lainnya. Nabi Muhammad sendiri mendapat julukan Al Amin yang artinya dapat dipercaya.
Amanah ini juga berhubungan dengan sifat siddiq yang dimiliki oleh nabi dan juga rasul. Karena memang ajaran yang mereka bawa adalah benar adalanya maka tentu saja mereka dapat dipercaya terhadap hal ini. Jelaslah kepercayaan ini dapat dipertanggungjawabkan karena kebenaran yang mereka bawa.
*3. Fatonah*
Fatonah berarti cerdas atau pandai. Setiap nabi dan juga rasul pastilah mempunyai kecerdasan yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh umatnya. Kecerdasan ini merupakan karunia dari Allah untuk semakin memperkuat kenabian dan kerasulan seseorang.
Dalam setiap masa penyebaran ajaran yang dibawa oleh nabi dan juga rasul pastilah selalu menghadapi hambatan dakwah. Dakwah yang dilakukan oleh setiap nabi dan juga rasul tentulah akan mengalami rintangan dari beberapa orang yang tidak menyukai dakwah yang dilakukan. Hal ini memang adalah sebuah keniscayaan. Karena memang hal ini juga merupakan ujian yang datang dari Alloh SWT.
Dalam menghadapi semua hambatan dan rintangan ini, tentunya membutuhkan penyelesaian serta strategi dakwah yang jitu. Untuk itulah dibutuhkan kecerdasan dari nabi dan juga rasul dalam menghadapinya.
Dengan kecerdasan yang dimiliki oleh nabi dan juga rasul ini maka setiap dari mereka akan memikirkan cara terbaik untuk dakwah. Kecerdasan ini bisa muncul karena memang kecerdasan yang dimiliki oleh setiap nabi dan juga rasul namun juga dapat muncul karena memang wahyu dari Alloh SWT.
Sebut saja apa yang terjadi pada saat Perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh Nabi Muhammag bersama dengan kaum kafir Quraisy di Mekkah. Awalnya banyak sahabat yang tak menyetujui dan juga tak menyukai
tentang perjanjian tersebut. Mereka menganggap bahwa di dalam isi perjanjian tersebut banyak yang tak menguntungkan di pihak kaum muslimin namun juastru lebih menguntungkan di pihak kafir Quraisy.
Nantinya, semuanya baru memahami bahwadi balik perjanjian Hudaibiyah tersebut dapat membantu penyebaran Islam. Dan bahwa sesungguhnay banyak hal yang dapat membantu Islam di dalam perjanjian tersebut.
Hal seperti ini hanya dapat dilakukan jika Nabi Muhammad sebagai pemimpin Islam pada saat itu memiliki kecerdasan yang tinggi. Beliau dapat memikirkan tentang hal ini, yang belum dapat dipikirkan oleh orang lain bahkan oleh para sahabat yang tentunya memiliki tingkat kecerdasan yang juga tinggi. Itulah sufat cerdar yang memang wajar melekat pada diri nabi dan juga rasul.
Tabliq artinya menyampaikan. Para nabi dan juga rasul akan selalu menyampaikan apa yang dia terima dari Allah. Menyampaikan kebenaran dan mengajak untuk berbuat benar dan menjauhi segala bentuk kemaksiatan.
Sifat menyampaikan ini juga merupakan sifat alamiah yang ada di dalam nabi dan juga rasul. Karena memang mereka memiliki tugas satu yang mulai yang itu menyampaikan apa yang memang telah diwahyukan kepada mereka dari Alloh SWT yaitu ajaran agama Islam serta ketauhidan untuk hanya menyembah kepada Alloh SWT semata.
*Sifat Mustahil Nabi dan Rasul*
Kebalikan dari sifat wajib, nabi dan juga rasul juga mustahil mempunyai sifat-sifat berikut. Tidaklah mungkin bagi seorang nabi atau pun seorang rasul untuk memiliki sifat mustahil ini. Diantara sifat mustahil nabi dan juga rasul antara lain.
*1. Kizzib*
Kizzib artinya berbohong dan merupakan kebalikan dari sifat sidiq yang artinya benar. Tidaklah mungkin seorang nabi dan juga rasul berbohong atau apa yang mereka bawa adalah sebuah kebohongan. Sedangkan apa yang nabi dan juga rasul bawa dan sampaikan adalah sebuah kebenaran yang datangnay dari Zat yang Maha Benar.
*2. Khianat**
Khianat atau curang merupakan kebalikan dari sifat amanah. Seorang nabi dan juga rasul tidak mungkin bersifat khianat ataupun curang dalam mengajarkan ajarannya. Karena memang tugas alamiah dari nabi dan juga rasul adalah menyampaikan risalah maka sangatlah wajar jika mmang sifat mereka adalah meyampaikan dan sangatlah mustahil jika mereka itu berkhianat terhadap apa yang seharusnya mereka sampaikan.
*3. Jahlun*
Jahlun artinya bebal atau bodoh dan merupakan kebalikan dari sifat fatonah. Setiap nabi dan juga rasul memang telah dikaruniai kecerdasan sebagai modal untuk menghadapi segala tantangan dan rintangan dakwah. Kalaulah mereka bodoh maka tentunya mereka tak akan pernah dapat untuk
menghadapi ini semua.
*4. Kitman*
Kitman artinya menyembunyikan dan merupakan kebalikan dari sifat tabliq. Menyembunyikan risalah yang seharusnya disebarkan kepada umat manusia juga bukanlah hal yang ada di dalamn diri nabi dan juga rasul. Arena memang mereka adalah utusan yang menyampaikan risalah.
Di dalam Al Quran, terdapat 25 nama nabi dan juga rasul yang wajib kita imani. Sedangkan berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hiddan, jumlah nabi sebanyak 124.000 dan jumlah rasul adalah 313.
*Kitab Nabi dan Rasul*
Kitab yang dibawa oleh nabi dan juga rasul yang tercantum di dalam Al–Quran dan wajib kita imani ada empat, yaitu:
1. *Taurat*, yang diturunkan kepada Nabi Musa.
2. *Zabur*, yang diturunkan kepada Nabi Daud.
3. *Injil*, yang diturunkan kepada Nabi Isa.
4. *Al Quran*, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad.
Nabi dan rasul adalah utusan Allah untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia dan Nabi Muhammad merupakan penutup dari nabi dan rasul. Hal ini sesuai dengan Al Quran surat Al Ahzab ayat 40 yang artinya “Muhammad itu sekali-kali bukanlah Bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Karena itu setiap orang yang mengaku nabi setelah Nabi Muhammad adalah pendusta dan wajib kita jauhi.
Itulah sifat wajib dan sifat mustahil yang dimiliki oleh nabi dan rasul yang memang harus kita imani.
Sumber: Internet (uknown)